Kulon Progo - Bandar Udara Internasional Yogyakarta adalah sebuah Bandar Udara Internasional yang terletak 45 kilometer dari Kota Yogyakarta tepatnya di Kapanéwon Temon, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. YIA menggantikan Bandar Udara Internasional Adisutjipto (JOG) yang sudah tidak mampu lagi menampung kapasitas penumpang dan pesawat. Untuk saat ini bandara YIA melayani penerbangan domestik ke beberapa kota-kota di Indonesia serta penerbangan internasional ke Kuala Lumpur dan Singapura.
Bandara YIA berdiri di tanah seluas 600 hektar dan menelan biaya hingga Rp12 triliun. Pada tahap akhir, YIA direncanakan akan memiliki terminal seluas 210.000 meter persegi dengan kapasitas 20 juta penumpang per tahun dan dilengkapi dengan hanggar seluas 371.125 meter persegi yang sanggup menampung sebanyak 28 unit pesawat. Bandara ini juga dapat menampung pesawat berbadan lebar, seperti B777, B747, A380.
Ditandai dengan prosesi "Babat Alas Nawung Kridha" berupa peletakan batu merah, yang dilakukan oleh Presiden RI Joko Widodo, Jumat 27 Januari 2018 di desa Jangkaran, Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sebelum dibangun bandara YIA, desa pesisir di Kecamatan Temon yang terdampak bandara adalah kawasan padat penduduk, sehingga pada saat proses penggusuran lahan sempat mendapatkan penolakan dari warga yang sudah mendiami kawasan tersebut secara turun temurun. Terlepas dari penolakan warga terhadap penggusuran kawasan tersebut untuk pembangunan bandara, menurut Joko Widodo dalam sambutan dalam prosesi peletakan batu tersebut menyebutkan bahwa dari cerita para leluhur terdahulu sudah memprediksi bahwa di daerah Kulon Progo nantinya akan ada sebuah bandara besar.
"Kelak di wilayah Temon ini akan menjual cincau di udara. Wilayah Temon ini kelak akan menjadi sarangnya capung besi. Kawasan di selatan Gunung Jeruk kelak akan menjadi kota atau pasar. Gelagah, akan menjadi mercusuarnya dunia," ujar Presiden RI yang menerjemahkan sabda para leluhur dari bahasa Jawa ke bahasa Indonesia.
Bandara YIA ini dibangun untuk menggantikan peran Bandara Adisutjipto yang setiap tahun mengalami kenaikan penumpang.Tercatat kapasitas maksimal terminal penumpang di bandara Adisutjipto yang memiliki luas 15 ribu meter persegi tersebut, hanya sekitar 1,2 juta penumpang per tahunnya. Begitu pun dengan fasilitas lainnya seperti, appron (area parkir pesawat) berkapasitas hanya 8 pesawat, dan runway (landas pacu) sepanjang 2.250 meter, sudah tidak mampu lagi untuk menambah pergerakan pesawat dan melayani pesawat berbadan besar.
Bandar Udara Internasional Yogyakarta ini dibangun dengan arsitektur modern dan desain yang unik namun futuristic yang menonjolkan unsur tradisional dan corak Yogyakarta sebagai daerah istimewa. Untuk atap bandara memiliki motif kawung sehingga apabila dilihat dari atas terlihat seperti motif kain batik. Pada area kedatangan, terdapat miniatur kolam taman sari, sementara pada area pengambilan bagasi terdapat tiang-tiang dalam bentuk tetanduran (tanaman) dengan motif batik.
Selain itu, berbagai karya seni seperti patung Hamemayu Hayuningrat, patung palihan serta patung Bedhaya Kinjeng Wesi turut meramaikan corak ornamen tradisional yang ada di setiap sudut bandara. Sebanyak 43 seniman terlibat dalam mengisi interior YIA sehingga kesan unik semakin terlihat ketika berada di kawasan bandara YIA ini.
Bandar Udara Internasional Yogyakarta memiliki jarak yang relatif jauh dari pusat Kota Yogyakarta sekitar 45km. Untuk menuju pusat kota atau menuju bandara YIA dari pusat kota Yogyakarta , telah tersedia beberapa pilihan moda yang dapat digunakan di antaranya Bus Travel, Taksi dan Kereta Bandara. Kereta Bandara menjadi pilihan tercepat dibandingkan pilihan moda lainnya karena jarak tempuh yang lebih cepat serta menyajikan pemandangan yang menarik sepanjang perjalanan. Jalan tol Solo - Yogyakarta yang memiliki ruas Yogyakarta - Bandara YIA juga saat ini tengah direncanakan dibangun untuk memudahkan akses moda darat menuju dan dari Bandara YIA.
Dengan adanya bandara YIA ini semoga dapat membantu peningkatan ekonomi bagi masyarakat di Kulon Progo, karena dengan adanya bandara YIA ini tentu membawa dampak positif dalam pembangunan dan perkembangan berbagai sektor seperti sektor pariwisata, sektor jasa transportasi, sektor industry dan sebagainya. Semoga Kulon Progo akan semakin dikenal oleh masyarakat secara lebih luas dengan berbagai macam kearifan lokal dan budayanya.